
– Mulai Sabtu, 10 Mei 2025, pergerakan calon jemaah haji gelombang pertama dari Madinah ke Makkah akan dimulai.
Salah satu titik penting dalam proses ini adalah Bir Ali, tempat miqat atau pengambilan niat umrah sebelum memasuki kawasan Tanah Haram. Namun, di tengah jumlah jemaah yang besar dan waktu yang terbatas, efisiensi menjadi kunci utama.
“Batas waktu di Bir Ali hanya 15 menit, kita usahakan seefisien mungkin,” ujar Muhammad, Kepala Seksi Khusus (Kaseksus) Bir Ali, Kamis (8/5).
Ia menjelaskan bahwa untuk memperlancar alur pergerakan, seluruh calon jemaah haji diimbau sudah berwudu dan mengenakan pakaian ihram sejak dari hotel.
Dengan kondisi suhu tinggi dan jarak fasilitas umum yang cukup jauh, petugas menekankan pentingnya kesiapan jemaah sebelum tiba di lokasi.
Jika jemaah sudah dalam keadaan suci, maka sesampainya di Bir Ali bisa langsung melaksanakan salat sunnah, niat umrah, dan kembali ke bus tanpa harus mengantre kamar mandi.
“Kita juga menginfo kepada ketua kloter, karu, dan karom agar mengingatkan jemaah mereka. Ini penting untuk menghemat waktu dan mencegah kelelahan, terutama bagi lansia,” lanjut Muhammad.
Lansia dan Disabilitas Tak Perlu Turun dari Bus
Khusus untuk jemaah lanjut usia dan disabilitas, petugas memberi imbauan tegas agar mereka tidak turun dari bus saat di Bir Ali. Proses miqat tetap sah meskipun niat dilakukan dari atas kendaraan.
“Kita harapkan memang untuk seluruh lansia dan disabilitas cukup di dalam bus saja berniat. Itu sah, dan secara syariat dibolehkan,” tegas Muhammad.
Alasannya sangat rasional. Jarak dari tempat parkir ke masjid cukup jauh, sementara suhu di Bir Ali saat siang hari bisa sangat menyengat. Kondisi itu dikhawatirkan membahayakan kesehatan jemaah yang rentan.
“Karena cuaca sangat panas dan jaraknya jauh, akan sangat melelahkan untuk mereka turun. Ini demi keselamatan,” ujarnya lagi.
Petugas juga telah menyampaikan kepada para pimpinan rombongan agar benar-benar memastikan anggota kloternya dalam kondisi siap miqat sejak berangkat dari hotel. Jika tidak perlu turun, maka jemaah lansia dapat menghindari kelelahan fisik yang tidak perlu sebelum melanjutkan perjalanan darat ke Makkah.
Perhatian pada Arah Masuk Bir Ali
Selain kesiapan fisik dan spiritual, Muhammad juga mengingatkan soal teknis lokasi. Bir Ali memiliki dua pintu masuk utama, yakni pintu depan dan pintu belakang. Petugas meminta jemaah memperhatikan baik-baik lokasi penurunan agar tidak salah arah.
“Jemaah yang turun dari bus diharapkan mengingat pintu masuk Bir Ali ada dua. Jangan sampai tertukar, karena cukup jauh jaraknya dan udara di sini cukup panas,” katanya.
Kesalahan arah ini bisa memakan waktu tambahan hingga 10–15 menit karena harus memutar ke pintu yang benar. Dalam kondisi ramai dan waktu terbatas, kesalahan kecil semacam ini bisa memengaruhi jadwal kloter secara keseluruhan.
Proses Miqat Dilayani hingga 25 Mei
Proses miqat di Bir Ali akan terus berlangsung hingga seluruh calon jemaah haji gelombang pertama selesai didorong dari Madinah ke Makkah. Berdasarkan jadwal resmi, pendorongan akan berlangsung dari 10 hingga 25 Mei 2025.
Selama rentang waktu itu, seluruh jemaah gelombang pertama—yang tiba di Madinah antara 2 hingga 16 Mei—akan menyelesaikan masa tinggal sembilan harinya sebelum melanjutkan ke Makkah.
Petugas sudah menyiapkan skema rotasi dan distribusi personel selama 15 hari penuh. Mereka akan bertugas menyambut, memandu, dan memastikan seluruh jemaah dapat melakukan miqat dengan benar, efisien, dan nyaman.
Dengan berbagai langkah antisipasi ini, diharapkan seluruh calon jemaah haji Indonesia dapat melewati proses miqat di Bir Ali dengan lancar dan tertib. Sebab, perjalanan spiritual menuju Baitullah sepatutnya dimulai dengan ketenangan dan kesiapan, bukan kepanikan dan antrean yang melelahkan.
0 Comments
Posting Komentar